DUBSMASH, KETIKA ”SELFIE” TAK CUKUP LAGI - Kompas Muda |
Demokratisasi terjadi di media sosial. Siapa pun, di mana pun, dapat
mengekspresikan kreativitas dalam bentuk teks, audio, visual, atau gabungan
ketiganya. Belakangan muncul aplikasi Dubsmash, yang memungkinkan pengguna
melakukan pengisian atau pencocokan suara (”lipsync”) demi menghasilkan video
jenaka.
Dubsmash
adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna berkreasi dengan cara mengalihkan
suara (dubbing) dengan suara-suara jenaka. Selain itu, pengguna juga
dapat menampilkan video buatan sendiri dengan cara lipsync mengikuti
suara yang menjadi latar. Caranya sederhana: pengguna dapat memilih potongan
suara (lagu atau petikan dialog film) yang tersedia, lalu membuat video dengan
latar suara tersebut secara jenaka. Setelah itu, silakan dibagikan kepada
sesama teman lewat Instagram, Twitter, Path, Facebook, atau media sosial lain.
Adalah Jonas
Druppel, Daniel Taschik, dan Roland Grenke, tiga pengembang aplikasi asal
Jerman, yang berada di balik Dubsmash. Mereka merilis aplikasi ini pada
November 2014 dan kini telah diunduh lebih dari 50 juta orang di 192 negara lewat
gawai berbasis Android dan iOS.
Dubsmash
muncul sebagai penasbih bagi kaum selfie. Sebelumnya pengguna
media sosial cenderung berekspresi lewat imaji diam berupa foto selfie atau
swafoto, kini mereka lebih dapat mengeksplorasi diri dengan gambar gerak. Yang
lebih menarik, hampir semua video hasil Dubsmash ini bernuansa jenaka dengan
memarodikan potongan dialog atau adegan yang dikenal publik. Rata-rata durasi
Dubsmash tak lebih dari 11 detik.
Rhoma dan Ani
Video yang
dihasilkan tidak hanya jenaka. Kerap berbau satire atau penuh olok-olok, tetapi
tetap saja mengundang tawa. Generasi 1980-an, misalnya, mungkin kenal dengan
potongan dialog antara Rhoma Irama dan tokoh Ani yang diperankan Yati Octavia
dalam film Gitar Tua(1977). Ceritanya, Ani mengira kekasihnya,
Rhoma, berpaling. Ani lalu memilih cara yang sama dengan berencana menikah
dengan pria lain. Mengetahui itu, Rhoma yang masih setia lantas menemui Ani dan
marah-marah. Ani lantas membela diri. Dengan terisak dia berkata:
”Semua ini
kulakukan karena….”
”Karena engkau
tidak mencintai aku lagi?”
”Bukan begitu,
Rhoma.”
”Atau memang
dengan sengaja engkau hendak membuatku menderita?!”
”Tidak Rhoma!”
”Cukup Ani!”
Dialog itu
kemudian diparodikan oleh ratusan pengguna Dubsmash dengan berbagai adegan.
Salah satunya adalah Fikri Ansyah yang mengunggah videonya ke Youtube. Dia
memvideokan dua cowok. Satu cowok tak berbaju dan hanya memakai sarung dengan
mengikatkannya di leher macam Superman. Adapun cowok satu lagi memakai kerudung
hitam dengan gaya mirip perempuan. Cowok bersarung itu memasang tampang serius
seolah tengah marah, sementara rekan aktingnya memasang wajah meringis nangis seperti
Ani dalam film Gitar Tua tadi.
Denny Cagur
dan istrinya, Shanty, ikut-ikutan memarodikan adegan tadi. Denny memakai wig
keriting biar mirip Rhoma. Meskipun mereka berusaha serius berakting, tetapi
tetap mengundang tawa. Tawa itulah sebenarnya yang dicari mereka.
Syahrini ”Maju Mundur…”
Yang juga
banyak diparodikan adalah ungkapan-ungkapan heboh penyanyi Syahrini. Pengguna
Dubsmash merekam diri mereka dengan mencocokkan gerakan bibir seperti yang
sering diucapkan Syahrini. Di Youtube dan Instagram, hasil kreasi menggunakan
Dubsmash berbahan ungkapan Syahrini ini berjibun.
”Kamu pikir
kekayaan itu bisa memberikanku kebahagiaan yang nyata,” demikian salah satu
ungkapan Syahrini yang banyak digunakan sebagai bahan video Dubsmash. Rata-rata
pengguna Dubsmash meniru Syahrini sambil geleng-gelang kepala dan kedip-kedip
khas sang putri. Mereka bahkan berani tampil dengan dandanan menor di luar
kewajaran untuk kadar kejenakaan.
Yang juga tak
kalah ramai dimainkan pengguna Dubsmash adalah lagu Syahrini ”Maju-Mundur
Cantik”. Bahkan di Youtube banyak yang iseng mengompilasi puluhan video hasil
kreasi dengan Dubsmash ini, seperti yang diunggah akun Video69.
Meruahnya
video-video hasil kreasi dengan Dubsmash itu tentu saja menambah referensi
penyegaran bagi pengguna media sosial. Ketika suntuk atau penat, para netizen kerap
memilih berselancar untuk melihat video-video lucu itu. ”Biasanya saya lakukan
pada saat jam makan atau waktu luang menjelang pulang kantor. Lucu-lucu jadi
menyegarkan,” kata Meta Juanita (25), seorang eksekutif muda di Jakarta.
Meta biasanya
mencari video lucu itu di Instagram, Path, atau Youtube. Kadang ia juga
mendapat tautan link dari teman-temannya.
Edho Zell
Pratama (26), selebritas Youtube, mengatakan, dirinya kerap membuat video
dengan Dubsmash untuk menjaga konsistensinya melucu di media sosial. Di
Youtube, dia telah mem-posting tak kurang dari 178 video yang
semuanya berisi adegan lucu. Salah satunya adalah video dubbing lagu
Syahrini ”Maju-Mundur Cantik” yang telah dilihat 3,4 juta kali.
Nah, Edho
biasanya mem-posting video hasil Dubsmash ke Instagram untuk
memancingfollower-nya melihat konten-konten lucu lainnya di Youtube.
Semakin sering videonya dilihat orang, semakin banyak uang yang masuk ke
rekening Edho. ”Sementara di Instagram kan tidak ada uangnya, he-he-he,” ujarnya.
Video Dubsmash
kreasi Edho yang paling laris adalah dialog tentang hewan. Video ini telah
diberi tanda ”like” oleh hampir 24.000 pengguna Instagram dan dipenuhi 1.148
komentar.
Media sosial
telah mengubah perilaku orang melampaui batas-batas ketabuan. Media sosial
seperti Dubsmash menjadi ruang eksperimental rasa percaya diri yang kemudian
mudah menyebar dan menular. Mereka tidak merasa bermasalah tampil secara tak
wajar karena itu sekarang menjadi wajar. Ketika ingin berekspresi melebihi
swafoto, Dubsmash siap menemani
0 komentar: