Pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD Indonesia diselenggarakan pada 9 April 2014 secara serentak di Indonesia. Namun untuk pemilihan di luar negeri, hari pemilihan ditetapkan oleh panitia pemilihan setempat antara tanggal 5 atau 6 April 2014 di masing-masing Negara domisili pemilih.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak ditemukan pelanggaran pada pemilu legislatif 2014, diantaranya; manipolitik uang seperti ‘serangan fajar’. Serangan fajar adalah istilah bagi-bagi uang untuk membeli suara yang dilakukan oleh beberapa orang untuk memenangkan calon yang akan menduduki posisi sebagai pimpinan menjelang hari pencoblosan tersebut. Uang yang diberikan juga tidak tanggung-tanggung jumlahnya, mulai dari Rp.50.000-Rp.1.000.000.
Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh partai PDIP dengan jumlah persentase sebanyak, yaitu 18,90%. Sedangkan perolehan suara terendah dimiliki oleh partai PKPI dengan persentase, yaitu 1,10%. Namun golput tetaplah urutan nomor satu dengan persentase sebanyak 27%, persentase ini lebih banyak dari perolehan suara tertinggi yang dimiliki oleh partai PDIP, tetapi dibandingkan tahun 2009 lalu tingkat partisipan kali ini mencapai 73% atau mengalami kenaikan 2% jika dibandingkan dengan pemilu tahun 2009 lalu.
Selain pelanggaran dan perolehan suara tertinggi dan terendah, pemilihan legislatif 2014 juga mengalami sedikit masalah, yaitu kartu surat suara yang tertukar, akibatnya warna harus mencoblos ulang. Sebanyak 8.252 pemilih tetap di Desa Banteng, Ciampea, Kab.Bogor, Jawa Barat, melakukan pemungutan suara ulang pada Pemilihan Legislatif 2014. Juga sebanyak 66 TPS di Tangerang, Banten. Menggelar pencoblosan ulang yang tersebar di 27 kelurahan atau 12 kecamatan. Dari 3.223 TPS di Kota Tangerang hanya 1,8 persen yang tertukar surat suaranya, sedangkan lainnya sudah berjalan dengan lancar.
Berikut adalah perolehan suara dari masing-masing anggota legislatif. Semoga untuk tahun berikutnya tidak ada lagi manipolitik uang yang melibatkan rakyat kecil untuk memilih anggota legislatif tersebut.
NASDEM : 6,90%;
PKB : 9,20%;
PKS : 6,90%;
PDIP : 18,90%;
GOLKAR : 14,30%;
GERINDRA : 11,80%;
DEMOKRAT : 9,70%;
PAN : 7,50%;
PPP : 6,70%
HANURA : 5,40%;
PBB : 1,60%;
PKPI : 1,10%.
Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh partai PDIP dengan jumlah persentase sebanyak, yaitu 18,90%. Sedangkan perolehan suara terendah dimiliki oleh partai PKPI dengan persentase, yaitu 1,10%. Namun golput tetaplah urutan nomor satu dengan persentase sebanyak 27%, persentase ini lebih banyak dari perolehan suara tertinggi yang dimiliki oleh partai PDIP, tetapi dibandingkan tahun 2009 lalu tingkat partisipan kali ini mencapai 73% atau mengalami kenaikan 2% jika dibandingkan dengan pemilu tahun 2009 lalu.
Selain pelanggaran dan perolehan suara tertinggi dan terendah, pemilihan legislatif 2014 juga mengalami sedikit masalah, yaitu kartu surat suara yang tertukar, akibatnya warna harus mencoblos ulang. Sebanyak 8.252 pemilih tetap di Desa Banteng, Ciampea, Kab.Bogor, Jawa Barat, melakukan pemungutan suara ulang pada Pemilihan Legislatif 2014. Juga sebanyak 66 TPS di Tangerang, Banten. Menggelar pencoblosan ulang yang tersebar di 27 kelurahan atau 12 kecamatan. Dari 3.223 TPS di Kota Tangerang hanya 1,8 persen yang tertukar surat suaranya, sedangkan lainnya sudah berjalan dengan lancar.
Berikut adalah perolehan suara dari masing-masing anggota legislatif. Semoga untuk tahun berikutnya tidak ada lagi manipolitik uang yang melibatkan rakyat kecil untuk memilih anggota legislatif tersebut.
NASDEM : 6,90%;
PKB : 9,20%;
PKS : 6,90%;
PDIP : 18,90%;
GOLKAR : 14,30%;
GERINDRA : 11,80%;
DEMOKRAT : 9,70%;
PAN : 7,50%;
PPP : 6,70%
HANURA : 5,40%;
PBB : 1,60%;
PKPI : 1,10%.
0 komentar: